Sabtu, 20 Februari 2016

Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus (Jalsatul Itsnain Majelis rasulullah SAW Jawa Timur) _Hadits 3

“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati rosuulihi wa ad-du’aa ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’a waj_hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi wa qurbihi minallahi ta’ala”.
“Qola Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama, Ittaqillaha haisuma kunta wa atbi’issayyi atal hasanata tamhuha wa khaalaqinnaasa bi khuluqin hasan”.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa mempertemukan kita sebagai orang muslimin dalam keadaan bersilaturahmi yang mana Allah swt selalu mewanti-wanti kepada kita semuanya untuk saling menguatkan diantara kita untuk tali silaturahmi diantara orang muslimin dan orang mukminin saling menguatkan dan itulah syiar-syiar Allah swt, maka kita yang sudah dikumpulkan oleh Allah swt didalam kesempatan yang indah ini untuk selalu mengaji, untuk selalu menuntut ilmu yang mana didalam zaman sekarang banyak daripada saudara-saudara kita yang jauh daripada ilmuNya Allah swt, yang jauh daripada ilmunya baginda nabi kita Muhammad saw maka dengarkanlah nasehat Rasulullah, dan itulah sebaik-baik nasehat yang harus kita dengarkan dan harus kita kerjakan, yaitu nasehatnya nabi Muhammad saw.

Yang mana Rasulullah saw tidak mengeluarkan sesuatu percakapan, perkataan kecuali dasarnya dari Allah swt melalui daripada wahyu malaikat Jibril as. Maka dikesempatan yang sangat mulia ini kebiasaan Majelis Rasulullah saw Jawa Timur kalau disetiap tabligh akbar itu membaca satu hadist-satu hadist, yang mana hadist tersebut daripada nabi kita Muhammad saw. Maka didalam kesempatan yang sangat mulia ini kitab hadist ini yang dikarang oleh guru kami Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz didalam kitabnya kitab Mukhtarul Hadist (hadist-hadist pilihan). Yang mana dikumpulkan oleh beliau untuk mempermudah kepada pemuda-pemuda untuk menghafalkan hadist Rasulullah saw, bukan hanya menghafalkan tetapi mengamalkan daripada apa yang sudah dianjurkan oleh nabi Muhammad saw.
Didalam pembacaan hadist yang ketiga sampailah kita kepada hadist yang diterangkan oleh nabi Muhammad saw yaitu didalam sabdanya Rasulullah saw bersabda :
“Ittaqillaha haisuma kunta”
Bertakwalah engkau wahai manusia-manusia dimanapun engkau berada. Didalam majelis harus mempunyai ketaqwaan kepada Allah, di dalam masjid harus mempunyai rasa taqwa kepada Allah swt. Ketika anda makan juga harus dilandasi dengan taqwa kepada Allah, ketika anda minum harus dilandasi dengan taqwa kepada Allah. Jikalau kita mengamalkan hanya tidak dilandasi dengan taqwa makan begitu saja, minum begitu saja, masuk masjid begitu saja tidak ada perasaan yang begitu mengagungkan didalam rumahnya Allah maka itu kategori orang-orang yang kurang imanya dan taqwanya menipis, naudzubillahimindzalik. Tetapi jikalau mereka manusia-manusia yang mempunyai rasa taqwa kepada Allah swt yang begitu tinggi ketika masuk di dalam masjid rumahNya Allah yang mana masjid itu adalah tempatnya orang bertaqwa kata Rasulullah saw. Jikalau seseorang masuk di dalam masjid tidak ada perasaan yang begitu mendalam didahulukan kaki kirinya daripada kaki kanannya, lupa dengan niat I’tikaf, lebih lagi dia tidak mengamalkan tahiyatul masjid, lebih lagi dia bercanda di dalam masjid, lebih lagi dia menggosip membicarakan kejelekan orang di dalam rumahnya Allah ciri-ciri orang-orang yang tidak bertaqwa kepada Allah swt. Makanya katanya Rasulullah rumahnya orang bertaqwa adalah apa? adalah masjid.
Jangan mentang-mentang anda jauh dari masjid sudah lupa taqwa, jangan mentang-mentang anda jauh dari majelis anda melupakan taqwa, tidak, bahkan di pasar pun anda harus bertaqwa, jauhilah dusta, jauhilah memberatkan timbangan, mengurangi timbangan, ketika anda masuk di dalam pasar bacalah doa :
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir”
Teringat saya waktu menemani guru saya (Al Habib Umar bin Hafidz) ketika berdakwah di kota Oman sekitar 4 tahun yang lalu. Itu beliau waktu itu transit di kota Dubai yang mana Dubai itu banyak orang di bandaranya itu banyak orang yang sudah lalai dengan Allah swt, banyak dari mereka yang membuka aurat segala macem maka disitu dengan tidak punya rasa malu beliau guru saya (Al Habib Umar bin Hafidz) langsung melantangkan daripada kalimat doa yang dianjurkan oleh nabi Muhammad saw tetapi dengan tidak keras-keras sambil berjalan :
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir”
“[Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha mampu atas segala sesuatu]”
Orang-orang yang di sebelahnya melihat kita semuanya.
“apa gerangan orang tersebut” diantara mereka ada yang mengatakan demikian.
Merasa dirinya kurang mengetahui ilmu tersebut maka ditanyakan kepada guru kami :
“wahai guru kenapa engkau tadi ketika berjalan di hadapan kami engkau katakan doa seperti tadi saya tidak pernah mendengar itu doa”
Dipanggil dengan lemah lembut itu orang ;
“wahai fulan sesungguhnya doa itu adalah doanya Rasulullah saw dimana orang pada lalai dengan Allah swt”
Maka jikalau anda bepergian ke pasar, ke mall semuanya maka bacalah doanya yang di sunnahkan oleh baginda nabi Muhammad saw. Orang yang membaca dzikir tersebut kata Rasulullah, akan dinaikkan derajatnya menjadi 100 derajat oleh Allah swt.
Di pasar orang banyak lalai, orang banyak silau dengan toko yang ada, orang banyak silau dengan pandangan baju yang begitu mahal daripada benda-benda yang melalaikan diri kita kepada Allah dengan kita membaca doa itu kita ingat lagi kepada Allah bahwasanya semua itu tidak ada artinya, yang kekal yang abadi adalah Rabbul’alamiin yaitu Allah swt jikalau kita mengetahui hal tersebut.
Makanya kita diwanti-wanti oleh Rasulullah :
“Ittaqillaha haisuma kunta”
“[Bertaqwalah engkau dimana engkau berada]”
Ketika naik kendaraan, ketika anda mengganti baju anda bahkan ketika anda pun sendiri ketika berada di kamar mandi jangan heran dan jangan anda merasa anda sendirian ada Dzat yang memperhatikan anda, siapa itu? Allah swt. Apakah anda tidak malu? Jangan lupakan dengan adabnya nabi Muhammad saw, jangan lupakan daripada sunnah-sunnahnya baginda nabi kita Muhammad saw. Karena Islam bukan hanya teori, karena Islam memerlukan ilmu yang wajib yang di zaman sekarang harus kita lakukan, harus kita praktekan. Bukan hanya teori saja, orang bisa mengatakan ini, orang bisa mengatakan itu tapi prakteknya nggak ada, harus dipraktekkan.
Ketika anda mendidik anak hati-hati “ittaqillaha” kata Rasulullah bertaqwalah kepada Allah. Bagaimana cara mendidik anak? Jikalau kita bertaqwa kepada Allah swt, jangan diperlihatkan tontonan-tontonan yang nggak betul, jangan diperlihatkan gambar-gambar yang tidak benar, kalau hanya sekedar film anak-anak yang mendidik ya silahkan saja. Ajarkan anak tersebut untuk mencintai nabi Muhammad saw, karena anda sebagai orang tua adalah madarasah, adalah sekolah yang paling dasar adalah anda, untuk apa? untuk mendidik anak kita hingga anak kita semakin kenal dengan Allah, semakin kenal dengan nabi Muhammad saw.
Ittaqillaha haisuma kunta dimanapun anda berada di majelis bertaqwa, di masjid bertaqwa, ketika bekerja di kantor bertaqwa, ketika di pasar bertaqwa.
Apa sih definisi daripada taqwa? Dikatakan oleh Al Imamul Haddad definisi daripada taqwa itu beliau mengatakan :
“Bertaqwa itu adalah mematuhi daripada segala peraturanNya Allah yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi daripada yang sudah dilarang oleh Allah”
Kadang-kadang kitanya aja sebagai orang Islam yang mensulitkan arti daripada taqwa. Orang mungkin mempunyai pendapat bahwasanya shalat sebagai tindasan kepada orang-orang atau manusia-manusia. Justru shalat itu menghubungkan kita selalu dengan Rabbul’alamiin dengan Allah swt, hingga kita semakin dekat dengan Allah swt. Al Qur’an, shalawat kepada baginda nabi kita Muhammad saw luruskan di bulan Rabiulawal ini, perbanyak shalawat.
Kalau seandainya anda di bulan kemarin 100x anda membaca shalawat bulan ini perbanyak tambah 200x, yang biasa 200x tambah 300x, yang biasa 300x tambah 500x, yang biasa 500x tambah 600x dan begitu seterusnya sampai 1000x.
Kata Rasulullah saw :
“Orang yang membaca shalawat kepadaku 1000x setiap harinya maka dia akan aku wajibkan untuk mendapat syafaatku di hari kiamat”
Apakah kita tidak menginginkan syafaat nabi Muhammad saw? Siapa yang akan mensyafaati anda di hari kiamat? Teman anda yang biasa mendukung anda dimanapun anda berada nggak ada artinya semuanya. Siapa? Rasulullah saw.
“Ana laha ana laha”
“Akulah pemberi syafaat”
Tetapi sebaliknya jikalau kita teledor dengan Allah, menjauhkan diri kita kepada Allah, lalai dengan shalatnya, malam tahun baru diisi dengan kegiatan yang tidak betul, kegiatan-kegiatan yang lalai, main terompet dan segala macem maka taqwa anda semakin menipis kehadirat Allah swt.
Hati-hati bapak-bapak, ibu-ibu yang dimuliakan oleh Allah, hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt malam tahun baru malam bahaya, waspadai anak anda, jikalau keluarnya untuk berdzikir, keluarnya untuk bershalawat anda dukung. Tapi sebaliknya jikalau keluarnya melalaikan dirinya kepada Allah swt, kepada baginda nabi kita Muhammad saw anda tanggung jawab dihadirat Allah swt nanti.
Maka “ittaqillaha haisuma kunta” kembali ke situ lagi.
Apa dalam firmaNya Allah swt :
“Barangsiapa seseorang yang bertaat kepada Allah dan RasulNya akan mendapatkan kebahagiaan yang begitu mulia dari Allah swt”
Mau bertaqwa? Taat kepada Allah dan RasulNya anda akan mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan apa? paling tidak kebahagiaan ketenangan hati kita terhadap Allah swt. Hatinya selalu senang, tidak mendapatkan, dan tidak dilingkari dengan yang namanya kegalauan, tidak. Selalu senang, karena kenapa? Diisi selalu dengan taqwa, makanya kata Rasulullah :
“Ittaqillaha haisuma kunta” dimanapun anda berada.
Kemudian di dalam hadist tersebut dilanjutkan :
“wa atbi’issayyi atal hasanata tamhuha”
Maka segala keburukan akan dihapuskan dengan kebaikan yang anda lakukan wahai orang-orang muslimin. Keburukan anda yang dulu, kejelekan anda yang dulu, perbuatan anda yang tidak ada pantasnya dengan keburukan yang anda lakukan maka kebaikan tersebut akan mendapatkan suatu kemuliaan dari Allah dan kejelekan pun akan dihapus oleh Allah swt.
Contoh halnya kita maksud masjid, mungkin banyak orang yang sudah lupa dengan niat I’tikaf. Padahal di dalam masjid sering saya lihat :
“Nawaitul i’tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillaahi ta’aalaa”
“Saya berniat I’tikaf di dalam masjid sunnah lillahita’ala”
Saya niat I’tikaf untuk melakukan sunnahnya daripada sunnahnya Rasulullah saw, tahiyatul masjid. Simpel, yang gampang-gampang aja, yang mudah-mudah aja, nggak usah yang sulit-sulit. Ada orang sunnahnya Rasulullah yang simpel mungkin banyak dia tinggalkan, justru yang besar-besar ada orang melakukan tirakat puasa 40 hari dilakukan tapi sering menggosipkan orang nggak ada manfaatnya ente!
Hati-hati dengan membicarakan kejelekan orang apalagi orang tersebut orang yang dimuliakan oleh Allah. Lebih-lebih lagi membicarakan aulia Allah, lebih-lebih lagi membicarakan daripada orang-orang yang kenal dengan Allah, guru-guru anda, anda bicarakan nggak akan mendapatkan keberkahan di dalam kemuliaan yang anda akan raih.
Maka segala keburukan yang biasa kita lakukanlah hapuskanlah katanya Rasulullah saw itu dengan apa? dengan kebaikan. Kebaikan sunnahnya Rasulullah, memakai siwak sebelum shalat, nggak punya siwak dengan ujung daripada baju yang ada kasarnya itu katanya ulama itu bisa menjadi pengganti siwak. Kalau seandainya kita pikir harga siwak itu berapa sih? 5 ribu, 10 ribu, 15 ribu mungkin 15 ribu nggak sampai.
Kemudian ketika anda mau minum jangan lupa baca Bismillah, selesai minum baca Alhamdulillah. Ketika anda makan lakukan adab-adabnya ketika anda makan, jangan anda makan melihat daripada hidangan yang begitu enak, lezat anda lupa daripada sunnahnya Rasulullah saw. Itu makanya Rasulullah saw selalu bilang dalam sabdanya :
“Makanannya orang 2 cukup untuk makanannya orang 3, makanan orang 3 cukup untuk makanan orang 4”
Karena didalam makanan itu ada berkanya sendiri, maka itu yang harus kita perhatikan.
Kemudian kata Rasulullah saw :
“wa khaalaqinnaasa bi khuluqin hasan”
Dan pergaulilah teman-temanmu itu dengan akhlak- akhlak yang mulia. Kita sekarang di bulannya Rasulullah saw kaji bagaimana Rasulullah saw ketika menyebarkan daripada Islam. Karena Islam tidak akan jaya kecuali dengan akhlak yang terdapat di dalam diri nabi Muhammad saw :
“Telah Aku jadikan kepada engakau suatu figur yang begitu baik”
Siapa itu? Nabi Muhammad saw. Contoh didalam hidupmu, contoh didalam perkataanmu.
Jangan kita bershalawatan, selesai shalawatan membicarakan kejelekan orang akhirnya shalawatannya apa? nggak ada manfaatnya, dia barakah ada tapi manfaatnya kurang. Selepas anda shalawatan keluar dari shalawatan dengan muka yang lain, yang muka bagaimana? cinta kepada nabi Muhammad saw. Sudah nggak mau dengarkan biarpun teman saya, sahabat saya mengajak saya untuk menggosip udah bukan teman musuh itu namanya, tinggalkan. Tapi jikalau mengajak anda dalam kebaikan, menasehati anda nah itu teman anda, tapi jikalau mengajarkan daripada akhlak-akhlak yang tidak benar, pembicaraanya selalu kotor, perilakunya jauh daripada akhlaknya nabai Muhammad saw maka anda tidak akan mendapat berkahnya daripada bulan maulid daripada bulan lahirnya Rasulullah saw, kita harus beda ketika kita keluar dari bulan Rabiulawwal ini, apalagi kita bulan maulid ini kan dari sini ke sini, dari sini ke sini maulidan dimana-mana aja tapi buahnya maulid apa? cinta kita terhadap nabi Muhammad saw apa? pernah lihat Rasulullah didalam mimpi anda pernah? Kalau tidak pernah instropeksi diri anda. Makanya dikatakan oleh orang Hadramaut disana orang-orang Tarim itu mewanti-wanti jikalau ada orang tholabu ilmi orang yang terpelajar lewat harinya selama 40 hari tidak berjumpa dengan Rasulullah ketahuilah hati anda sedang sakit, diwanti-wanti oleh gurunya, harus, tidak lewat 40 hari harus mimpi Rasulullah. Bagaimana seseorang bisa mimpi Rasulullah, bertemu dengan sang nabi Muhammad saw? Bersihkan hati anda dari sifat dendam, dengki dengan oang, sombong dengan orang, jangan suka memfitnah, melaknat. Itu Rasulullah yang harus kita tiru.
Sekarang kalau tidak menggosip tetapi dia sekarang kan teknologinya canggih tetapi niat menggosip orang tetapi lewat media social, sama aja. Nggak mau nggosipin orang tetapi dia ngetik lewat media social niat untuk apa? untuk nyindir fulan sama aja. Jadikan media social ini sebagai tombaknya dakwaknya Rasulullah saw. Kalau dulu sering saya katakan para wali songo itu kalau mau menyebarkan satu ilmunya mereka itu naik perahu jauh-jauh nggak tahu arahnya kemana. Sekarang Alhamdulillah orang bicara disini yang di Kalimantan sudah bisa menyaksikan kita, orang bicara disini di Amerika pun bisa mendengarkan kita Alhamdulillah, tetapi gunakan untuk kebaikan jangan dibuat untuk saling mencaci saling memfitnah, saling mengadu domba, kita sebagai orang Islam harus satu.
Kata Rasulullah saw :
“seorang mukmin itu ibarat bangunan yang saling menguatkan”
Seperti bangunan, kalau bangunan satu nggak kuat pasti bangunanya apa? hancur. Tapi kalau orang mukmin yang kuat biarpun teman dekatnya mengajak gossip tinggalkan, ini bukan teman musuh ini, berarti ada yang tidak beres itu hatinya, jangan didengarkan, jangan ditemani cari teman yang baik.
Makanya dikatakan oleh Al Imam Al Habib Abdullah bin Husein bin Thohir salah satu guru Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsy sohibul maulid Simtudurar beliau mengatakan di dalam syiirnya :
“Berteman dengan teman yang baik maka hatiku akan semakin terobati dengan beliau”
Contoh halnya jikalau orang sakit, bukan sakit hatinya, kalau orang sakit hatinya nggak perduli obatnya, biarin, nggosipin orang terserah gue, ente ente, ana ana terserah, ini orang yang nggak punya pendidikan. Oarng yang punya pendidikan itu apa? kalau seandainya dinasehati Alhamdulillah terima. Apapun titelnya kalau dinasehati nggak terima itu bukan orang yang berpendidikan.
Makanya didalam syairnya beliau (Al Imam Al Habib Abdullah bin Husein bin Thohir) mengatakan :
“orang yang berteman dengan teman yang baik akan mengobati hatimu”
Diajak shalawatan, setelah shalawatan apa yang tadi kita dengar tadi didalam tausiyah tadi ayo kita terapkan didalam diri kita sendiri ayo, itu teman yang baik, selalu mengobati. Kita kalau sakit pergi ke dokter ratusan juta kita keluarkan Cuma sakit ini dan itu saja. Berapa bualan kau kerja? Tetapi dengan hati ini yang mana hati tersebut selalu dilihat oleh Allah, tempat yang dilihat oleh Allah :
“Allah tidak melihat didalam ketampanan kita tapi Allah melihat hati kita”
Tapi kenapa tidak kita obati ini hati, selalu ada yang namanya iri dengki sama orang dendem aja, saya tidak dihormati, saya diacuhkan. Lihat wahai orang-orang mukmin Rasulullah, yang dialami oleh nabi Muhammad lebih dahsyat daripada yang engkau alami. Rasulullah ketika selesai isra’ wal mi’raj dikumpulkan keluarganya, apa jawaban keluarganya celaka engakau wahai Muhammad! untuk ini saja engkau kumpulkan kami? Marah Rasulullah? Tidak. Dendam Rasulullah? Tidak.
Abu Lahab sering kali saya katakan orang yang sering mencelakai Rasulullah bahkan dendam sama Rasulullah, ingin membunuh Rasulullah. Kalau seandainya Rasulullah terdengar di telinga ada seorang sahabat yang melantunkan surat Tabbat Yada marah Rasulullah.
“jangan kau baca surat ini saya tidak senang itu ayat untuk pamanku, engkau tidak tahu itu paman saya jangan dibaca itu ayat dan jangan engkau ulang-ulang lagi itu ayat. Kalau seandainya engkau mau baca jangan dihadapanku”
Padahal ini pamanya yang selalu mencelakai Rasulullah, hendak membunuh Rasulullah, mencaci maki Rasulullah, dendam pada Rasulullah. Tapi Rasulullah hatinya selalu sehat, hatinya selalu indah, hatinya selalu mulia Rasulullah saw.
Jikalau dikit-dikit seperti ini, dikit-dikit seperti itu gimana derajatnya mau diangkat oleh Allah swt? sudah dibuka pintunya oleh Allah swt engkau jatuhkan sendiri naudzubillahimindzalik.
Sudah dibuka sama ulama sama guru sudah dibuka ini jalanya, akhirnya karena ulahnya ini murid jatuh lagi perlu benahi lagi, makanya guru ini tinggal membuka saja tinggal entenya aja yang jalan.
Lihat muridnya daripada Syech Abdul Qodir Jailani itu orang-orang mulia, sama gurunya hanya disuruh ngamalkan ini, amalkan ini, amalkan ini sudah yakin, sami’na wa atho’na itu mereka. Nggak ada yang namanya kalau gini gimana, kalau gini gimana? Itu kita!
Makanya kita semakin jauh terhadap Rasulullah saw, wal iyadzubillahi mindzalik.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt maka kata Rasulullah saw :
“wa khaalaqinnaasa bi khuluqin hasan”
“selalulah tebarkan dengan akhlak yang mulia”
Temanmu, sahabatmu, anak-anakmu, istrimu, akhlak yang mulia santun, sejuk menyejukkan itu katanya Rasulullah saw. Nabi Muhammad pun seperti itu Rasulullah saw, nggak pernah mencaci maki, anaknya pun seperti itu Rasulullah saw, maka wajib bagi kita untuk selalu menebarkan ilmu-ilmunya Rasulullah saw. Kasih sayang Rasulullah saw harus kita tebarkan semuanya,kalau tidak apa manfaat Rabiulawwal yang selalu kita hadapi selalu ini. Apa manfaat daripada shalawat yang kita hadiri ini jikalau kita Cuma teori saja tidak ada praktek melakukan daripada ajaran nabi Muhammad saw. Shallu’alannabi Muhammad, amalkan, perbanyak shalawat.
“Paling dekatnya kalian di hari kiamat paling banyaknya kalian menyebut aku didalam shalawatmu” kata Rasululah saw.
Kita berapa kali shalawat kepada Rasulullah saw? Membekas kepada hati kita? Itu yang harus kita benahi selalu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt malah kita sekarang di zaman yang sekarang ini yang sudah disibukkan dengan dunia yang sangat fana dan tidak ada artinya ini yang kita semakin jauh dengan Rasulullah, semakin jauh dengan Allah swt, semakin jauh dengan ulama wal iyadzubillahi mindzalik. Maka selalulah kita untuk selalu menebarkan daripada akhlaknya nabi Muhammad saw.
Mudah-mudahan dikesempatan yang sangat mulia ini kita diberikan rasa cinta kita kepada Rasulullah saw, diberikan rasa cinta kita kepada guru-guru kita, diberikan rasa cinta kita kepada para ulama-ulama, diberikan rasa cinta kita kepada aulia Allah ya Rahman ya Rahiim ya dzal jalali wal ikram. Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir kehadirat Allah swt, kita bermuhasabah diri, kita instropeksi diri kita terhadap Allah swt bermuhasabah dengan kita akan melantunkan dzikir kita terhadap Allah swt, marilah kita sama-sama dengan kita mengucapkan ya Allah ya Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar