Kamis, 18 Februari 2016

Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus (Jalsatul Itsnain Majelis rasulullah SAW Jawa Timur) _Hadits 10



بسْمِ اللهِ الَّرحْمَنِ الَّرحِيْمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَ التَّعْلِيْم، وَالتَّذَكُّرَ وَالتَّذْكِيْر، وَالنَّفْعَ وَاْلإنْتِفاَع، وَاْلإفَادَةْ وَاْلإسْتِفَادَة،
وَالْحَثَّ عَلىَ التَّمَسُّكِ بِكِتَا بِ الله وَ سُنَّةِ رَسُوْ لِهِ، وَالدُّ عَا ءِ اِلَى الهُدَ ى، وَالدَّ لآ لَةَ عَلَى الخَيْر،
إبْتِغَا ءَ وَجْهِ الله، وَ مَرْ ضَا تِهِ وَ قُرْ بِهِ وَ ثَوَ ا بِهِ مِيْنَا الله تَعَا لَى
“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati Rosuulihi wa ad-du’ai ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’an waj-hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi minallahi ta’ala”.


قل ر سو ل ا لله صلى الله عليه و سلم
التا جرُ الأ مينُ الصَّد و قُ المسلِمُ مع الشهداء يو مَ القيا مة (حد يث صحيح ر و ا ه الحكم
“Qola Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Attajirrul amiinusshoduqul muslimu ma’asy syuhada-i yaumal qiyamah (Hadisun Sahih Rawahul Hakim)”.
[“Peniaga-peniaga yang amanah,benar, dan muslim, mereka bersama-sama para syuhada’ pada hari qiamat”.]


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memuliakan kita semuanya, yang telah memberikan kepada manusia-manusia pintu-pintu rahmat dan pintu-pintu taubat dan pintu penjagaan daripada Allah swt dan itu berlaku kepada kita semuanya yang hingga Allah tidak pernah bosan-bosannya memanggil kepada kita padahal Diri-Nya tidak butuh dengan manusia, jikalau manusia itu pun tidak diciptakan oleh Allah tidak ada kerugian dalam Diri Allah swt itu sendiri. Tetapi karena dzat yang paling dimuliakan-Nya, manusia yang paling di banggakan-Nya yaitu baginda nabi kita Muhammad maka kita sebagai manusia dan khususnya ummatnya Rasulullah selalu dibukakan oleh Allah swt pintu yang begitu agung dan pintu yang begitu indah oleh Allah swt.


Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt bahwasanya pintu Allah tidak pernah terkunci, lain jikalau pintu yang mungkin ada di rumah kita pasti ada namanya dikunci. Pintu kamar ada namanya dikunci, jendela kita juga dikunci semuanya pasti pernah dikunci. Bahkan manusia pun yang memiliki rasa egois, rasa sombong didalam dirinya pun kadang-kadang mengunci dirinya, tidak saling menegur, tidak saling menyapa, tidak saling menghormati dan tidak saling menghargai. Tetapi pintu Allah swt tidak pernah tertutup dan buka nya selama-lamanya abadi selama kita membaharukan daripada pintu taubat kita terhadap Allah swt.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt sampailah kita dipelajaran yang setiap malam selasa kita bahas yaitu pelajaran hadist Rasulullah saw yang mana didalam pembahasan yang sangat mulia ini didalam pembahasan hadist yang ke 10 ini menerangkan tentang seorang pedagang yang mana disini ‘attajir’. ‘Attajir’ itu bukan orang-orang yang kaya, orang yang membahasakan tajir, tajir, tajir itu bukan orang yang kaya artinya kalau orang yang kaya itu adalah ‘al ghoniy’ adalah orang yang kaya. Tapi kalau ‘tajir’ itu adalah orang yang menjadi pedagang, seorang pedagang itu artinya ‘attajir’. ‘Alladzi yattajir bittijaro’yang mana dia itu menjadi pedagang didalam dagangannya apapun dagangannya. Jikalau dia menjadi pedagang beras, menjadi pedagang gula, menjadi pedagang apapun perdagangannya maka itu dikatakan namanya ‘tajir’ yaitu pedagang. Pedagang yang bagaimana? Kata Rasulullah saw itu :
‘Attajirrul amiinusshoduqul muslim’ orang yang menjadi pedagang tetapi syaratnya itu jujur didalam dagangannya, tidak berbuat curang naudzubillahi mindzalik. Maka jangan sekali-kali jikalau anda kepingin dagangan anda itu dimuliakan dan diberikan keberkahan oleh Allah swt jangan sekali-kali kita untuk curang. Jikalau seandainya mau mengambil keuntungan, bahkan dikatakan ulama memang tidak ada prediksi tertentu. Kalau seandainya katanya ulama kalau seandainya beli barang sekian mau ambil keuntungan 100% pun itu diperbolehkan, tetapi harus diukur dengan kemampuan orang-orang disekitarnya. Jangan kita misalkan katanya orang jawa “kulakan” iya kan, kulakan-nya misalkan 20ribu kalau seandainya mau dijual 200ribu pun itu tidak apa-apa, diperbolehkan tidak ada batas tertentu didalam mengambil keuntungan dikatakan ulama, tetapi al ulama memberikan solusi paling tidak jangan kita mengambil keuntungan yang sedemikian besar sehingga orang-orang di sekitarnya ketika mau membeli daripada barang tersebut keberatan dia karena mungkin ekonominya yang sangat sederhana atau ekonominya yang sangat kecil. Maka diperlukan menjadi pedagang yang al amin, menjadi pedagang yang betul-betul jujur. Karena jujur itu adalah pondasi dari segala kehidupan, hadir majelis membutuhkan kejujuran, kita menyatakan cinta kepada Rasulullah membutuhkan kejujuran. Seringkali saya katakan tidak cukup orang yang mengatakan ‘saya cinta dengan Rasulullah, saya rindu dengan Rasulullah’ tetapi amalannya jauh daripada amalannya Rasulullah. Perkataannya selalu menggunjing orang, perkataannya selalu menyakiti orang, perkataannya selalu menyindir orang, hati-hati dengan sindiran-sindiranmu. Entah engkau tulis di status facebook mu, entah engkau tulis di status tweeter mu dan whattsapp mu hati-hati karena itu bisa berbahaya.
Maka didalam kesemuanya-pun kita diperlukan dengan yang namanya kejujuran bahkan didalam firman Allah swt , Allah swt berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ (التو بة :119
‘Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar’. ( QS : At Taubah : 119 ).
Didalam segala hal memerlukan kejujuran, pondasi itu. Didalam pedagang pun demikian, jikalau kita sudah menjadi pedagang yang jujur betul-betul jujur kata Rasulullah saw itu ‘al amiin as shodu’ itu tidak ada perbedaannya cuma penguat saja itu artinya sama adalah pedagang yang jujur. Itu derajatnya kalau seandainya dia meninggal ajalnya dijemput oleh Allah swt derajatnya kata Rasulullah saw :
‘Dia akan dibangkitkan bersama orang-orang yang mati syahid di hari kiamat-Nya Allah swt’
Jadi anda sederajat dengan orang-orang yang mati syahid, karena kenapa? Karena kita didalam berdagang jujur maka derajatnya sama dengan orang-orang yang mati syahid. Tapi kalau sudah awalnya sudah nggak jujur ini bahaya ini, misalkan dia berdagang mengambil keuntungan yang begitu besar hingga terjadi sampai dia riba dan segala macam. Maka ketika di zamannya Umar bin Khatab ra itu ada salah satu wanita tua yang ditugaskan oleh sayyidina Umar yang bernama Syifa binti Abdullah untuk apa? Untuk melihat kondisi di pasar. Tidak sembarangan orang yang di pasar itu. Bilang sayyidina Umar :
‘Kalau seandainya ada yang curang di pasar bilang kepada saya’
Beliau muter satu persatu akhirnya mendapatkan seorang pedagang yang berjualan susu yang susunya itu dicampur dengan air. Kalau seandainya anda jual susu ya susu aja jangan dicampur dengan air murni susunya orang-orang zaman dulu demikian. Kalau sekarang lihat kejujuran di dalam negeri kita sudah tidak ada lagi hingga semuanya yang kita makan, yang kita minum semuanya mengandung daripada bahan-bahan yang berbahaya di zaman sekarang ini.
Makanya ketika beliau ini memutar daripada pasar Madinah dilihat ada seoarang pedagang yang curang yang mana menjual daripada jualan susunya dicampur dengan air, akhirnya ditegur oleh beliau ;
‘Sesungguhnya engkau telah berbuat curang sebentar lagi saya akan laporkan engkau kepada amirul mukminin sayyidina Umar bin Khatab’.
Ini orang akhirnya menjadi takluk dan ketakutan ini orang karena akan dilaporkan kepada amirul mukminin sayyidina Umar bin Khatab, sehingga amirul mukminin memberikan teguran kepada dia. Kalau amirul mukminin sayyidina Umar bin Khatab itu tidak kenal dengan yang namanya sogokan, dilarang orang yang menyogok itu. Kata Rasulullah saw ;
‘Allah melaknat orang yang menyogok dan orang yang disogok’
Jikalau orang di zaman sekarang gampang, kalau seandainya dia berbuat curang diketahui takut dipenjarakan yang melaporkan diberikan apa? Diberikan sogokan diberikan tips sehingga tidak melaporkan wal iyadzubillahi mindzalik. Maka jikalau sudah dimulai dari hal ini hati-hati dagangan anda suatu saat pun akan anda alami kehancuran yang diberikan oleh Allah swt, entah mungkin dagangannya tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal, atau seandainya kadang-kadang anaknya ditimpa sesuatu atau mungkin istrinya dan lain-lain karena diawali dengan sesuatu yang tidak jujur. Tetapi jikalau diawali dengan sesuatu yang jujur maka anda akan mendapat derajat yang begitu mulai dari Allah swt besama dengan orang-orang yang mati syahid. Sehingga sayyidina Umar mengatakan ;
‘Orang yang tidak memahami daripada ajaran-Nya maka tidak aku akan perbolehkan dia untuk berjualan di pasar Madinah’
Tidak sembarangan karena kenapa? takut, seperti itu wara’nya orang-orang terdahulu demikian. Daripada sekarang apapun dagangan kita jangan kita ini berbuat curang atau kita berbuat yang seandainya tidak jujur wal iyadzubillahi mindzalik. Maka itu semuanya akan menjauhkan diri kita dari segala keberkahan yang diberikan oleh Allah swt.
Perlu juga harus kita pahami apa tentang jual beli tersebut syarat-syaratnya bagaimana, ada rukun-rukunnya, ada penjual dan pembelinya, ada akad jual belinya dan lain-lain. Jikalau kita sudah tidak mengerti orang-orang di zaman sekarang mau berbisnis mau jual beli nggak tahu hukumnya, itu yang salah. Karena didalam hukum Islam itu semuanya diberikan oleh Allah swt diberikan oleh nabi kita Muhammad saw solusi. Orang mau menikah belajar dahulu tentang nikah, orang mau berdagang belajar dulu bagaimana cara berdagang jangan dia asal-asalan ketika dia berdagang. Misalkan contohnya jikalau mau kerjasama ‘as syarikah’ itu harus ada caranya itu bagaimana caranya syarikah itu, bagiannya bagaimana itu. Dan lebih sangat diperhatikan lagi jikalau kita ini mau hutang kepada orang usahakan disitu ada 2 orang yang menyaksikan atau ada hitam diatas putih tertulis hingga ditakutkan jikalau ada orang yang meninggal atau keluarga kita yang meninggal ada orang yang mengaku bahwasanya ‘fulan tadi yang meninggal itu punya utang sama saya’ ati-ati .
Makanya Rasulullah saw itu selalu membiasakan daripada sahabat-sahabatnya, bahkan Rasulullah saw pun sendiri jikalau mau berhutang itu para sahabatnya surruh nulis sahabatnya, ‘tulis saya hutang sama engkau sedemikian-sedemikian’ dan disaksikan dengan semua sahabat. Ini sampai-sampai sahabat ini ketika mau nulis yang mau utang ini Rasulullah nggak kuat nggak bisa nulis karena kenapa? Karena yang mau utang Rasulullah. Lihat manusia yang begitu mulia, manusia yang mempunyai segala daripada anjuran dan aturan yang diberikan oleh Allah swt.
Maka hati-hatilah kita dengan yang namanya dagangan yang kita akan perdagangkan sehingga kita betul-betul jujur didalam dagangan kita. Jikalau sudah jujur seperti saya katakan tadi akan diberikan keberkahan yang begitu agung oleh Allah swt dan diberikan oleh Allah swt entah diberikan dalam dagangan kita, mungkin anak kita akan bertaat. Asal mula jikalau anak kita mau bertaat kepada Allah dan berbakti kepada kita berikan dengan rezeki yang halal, dari rezeki yang halal, dengan cara bedagang yang halal, jangan curang didalam perdaganganmu. Karena wal iyadzubillahi mindzalik jikalau kita sudah curang makan daripada haram, makan daripada riba, didalam firman-Nya Allah swt mengatakan :
…… وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلْبَيْعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ ۚ…….
‘……………sesungghnya Allah swt menghalalkan jual beli dan Allah swt mengharamkan yang namanya riba…………..’ (QS: Al-Baqarah Ayat: 275).

Sekarang banyak orang di zaman sekarang ini yang memakan riba yang mungkin tidak kita sadari hati-hati. Kita misalkan pinjam kepada orang 10ribu nanti kembalikan 20ribu ya, itu riba namanya. Jangan sekali-kali anda memakan daripada harta yang anda terima dari itu tersebut sehingga harta tersebut anda berikan kepada anak anda itu tanda pemula daripada anak yang tidak menurut dengan orang tuanya. Karena kenapa? Dibiasakan dengan memakan daripada rezeki yang haram wal iyadzubillahi mindzalik. Kata Rasulullah saw :
‘Barangsiapa seseorang yang memakan daripada rezeki yang haram atau dari dagangan yang haram, maka niscaya anggota tubuhnya itu akan bermaksiat kepada Allah mau atau tidak mau’, Pasti akan bermaksiat mau apa tidak mau, wal iyadzubillahi mindzalik karena kenapa? Karena sudah mencicipi daripada rezeki yang haram. Makanya Rasulullah saw itu memilih daripada kehidupan yang sederhana, kalau seandainya ada dinikmati oleh Rasulullah saw, kalau seandainya tidak ada tidak dicari oleh Rasulullah saw. Lain dengan kita, kita mungkin kalau tidak ada memaksakan kita pinjam uang bank, uang rentenir dan lain-lain. Maka jikalau kita sudah terjebak didalam itu semuanya maka berusahalah sedikit demi sedikit anda untuk mengurangi daripada kebiasaan kita makan daripada hasil riba tersebut. Kalau seandainya orang baik biar pun temen anda misalkan kita meminjam 10ribu ya mengembalikannya 10ribu, kalau teman baik ya seperti itu tapi kalau seandainya teman tapi musuh mungkin ada pinjam 10ribu nanti kembalikan 100ribu ya itu bukan teman namanya itu musuh namanya. Makanya kita diberikan oleh Allah swt oleh baginda nabi kita Muhammad saw itu cara-cara yang begitu sempurna hingga kehidupan kita itu seperti kehidupan nabi Muhammad saw. Tidak ada didalam kehidupan kita itu perbuatan yang dilarang oleh agama, dilarang oleh Allah swt sehingga kita sedikit demi sedikit naik maqom kita kehadirat Allah, jikalau anak sekolah SD kelas 1, setelah kelas 1 kelas 2, kelas 2 kelas 3 seperti itu kedudukan hamba dengan Rabbul’alamin dengan Allah swt dari hal-hal sepele itu dari rezeki kita yang kita makan, dari pekerjaan yang kita makan dari awal-awal itulah kita akan diberikan keberkahan oleh Allah swt dan berusahalah selalu minta kehadirat Allah swt, apapun yang anda minta, minta dengan Allah swt. Kalau seandainya minta kepada manusia pasti yang namanya manusia pasti terbatas tapi kalau Allah swt tidak terbatas tidak ada tepinya Allah swt. Tapi jikalau manusia terbatas anda pinjam 10ribu kadang-kadang diberikan 5ribu ini yang saya punya, tapi jikalau Allah swt kita meminta 10ribu diberikan rezeki lewat hamba-Nya fulan dan fulan bisa jadi 200ribu, 300ribu karena kenapa? Karena kita meminta kepada Dzat yang memberikan kepada kita segala kenikmatan.
Mudah-mudahan ada manfaatnya, mudah-mudahan di kesempatan yang sangat mulia ini kita diberikan rasa jujur oleh Allah swt didalam pekerjaan kita, didalam dagangan kita, didalam usaha kita. Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir kepada Allah swt kita mendekatkan diri kita kehadirat Allah swt, kita bersihkan daripada hati kita, sanubari kita daripada segala kotoran, daripada segala noda hingga kita menjadi manusia-manusia yang dibersihkan oleh Allah swt.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

يَا الله …يَا الله …يَا الله …يَا الله …يَا الله … يَا الله ...يَا الله... ياَ الله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar