Selasa, 01 Maret 2016

Habib Idrus bin Muhammad Alaydrus (Jalsatul Itsnain Majelis Rasulullah SAW JATIM) _ Hadits 4



“Bismillahirrahmanirrahim nawaitu ta’alluma wa at-ta’liima wa at-tadzakkuro wa at-tadzkiiro wa an-naf’a wa al-intifaa’a wa al-ifaadata wa al-istifaadah wa al-hatstsa ‘ala at-tamassuki bikitaabillahi wa sunnati rosuulihi wa ad-du’aa ila al-hudaa wa ad-dalaalata ‘ala al-khoiri ibtigho’a waj_hillahi wa mardhatihi wa qurbihi wa thawabihi wa qurbihi minallahi ta’ala”.

“Qola Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama, Ahabbul bilaadi ilallahi masajiduha wa ab-gadhul bilaadi ilallahi aswaquha (Rawahu Muslim)”.
[“Sebaik-baik (yang disukai) tempat bagi Allah ialah masjid-masjid dan seburuk-buruk (yang dibenci) tempat bagi Allah ialah pasar-pasar.”]
                                                                                        
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Puji syukur kehadirat Allah swt yang mengumpulkan kita disalah satu medan, disalah satu tempat yang mana tempat tersebut lalu lalangya malaikat, disalah satu tempat yang mana jikalau anda berjalan maka seolah anda berjalan di atas sayap malaikat Allah swt.


Kita sudah mengetahui tentang hadist Rasulullah, betapa mulianya mereka yang menghadiri majelis ilmu, betapa mulianya mereka yang menghadiri daripada majelis-majelis shalawat dan majelis-majelis dzikir. Bahkan di dalam hadistnya Rasulullah disebutkan :
“sesungguhnya malaikat-malaikat Allah swt telah menghamparkan dan telah membentangkan sayapnya kepada mereka yang datang di majelis-majelis ilmu. Jadi seolah-olah anda berjalan di atas sayapnya malaikat, bukan di atas permadani, bukan di atas karpet yang tebal dan mahal harganya. Tetapi berada dan anda berjalan di atas sayap malaikatNya Allah yang dipersiapkan kepada mereka yang hadir di dalam majelis ilmu, yang mereka hadir di dalam majelis shalawat yang mana shalawat kepada baginda nabi kita Muhammad saw.
Disebutkan di dalam salah satu tafsir mereka salah satu manusia ketika diletakkan di salah satu mizan, di salah satu tempat yang ditimbangnya antara amal baik dan amal buruk. Kita pun nanti akan mengalaminya dan kita pun akan melihat tempat itu satu persatu. Dan amal baik kita dan amal buruk kita ditimbang oleh Allah swt. Jikalau manusia di waktu itu timbul dalam dirinya kebimbangan, timbul di dalam dirinya kerisauan tentang amal baik dan amal buruknya bahkan di waktu itu setiap manusia-manusia pun akan merasakan daripada kerisauan takut amal buruknya lebih berat daripada amal baiknya. Maka di waktu itu datang seorang manusia dan menyerahkan kepada orang tersebut salah satu kartu yang mana diperintahkan “letakkan kartu ini di timbangan amal baikmu”. Kemudian orang tersebut mengambil ini kartu, kemudian kartu ini pun diletakkan disalah satu timbangan yang mana timbangan tersebut menimbang amal baiknya dan diletakkan itu kartu sehingga amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya. Maka orang tersebut diselamatkan oleh Allah swt karena kenapa? Karena amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya. Timbul di dalam hati seseorang ini penasaran, pingin tahu siapa gerangan manusia yang memberikan kartu ini kepadaku sehingga menyelamatkan aku, sehingga saya pun diselamatkan oleh Allah swt di tempat yang mana semua orang pasti akan mengalaminya akan datang di waktu itu. Ditanyalah orang tersebut :
“siapa engkau yang datang kepadaku dan engkau memberikan kartu sehingga aku pun diselamatkan oleh Allah swt dari tempat itu sehingga aku pun sekarang akan masuk di dalam surgaNya Allah swt”
Maka orang tersebut mengatakan :
“apakah engkau tidak mengetahui bahwasanya saya ini adalah Rasulullah? dan kartu tadi itu adalah bukti cintamu kepada aku dan disitulah tertera namamu fulan bin fulan telah bershalawat kepadaku sekali, dua kali, sepuluh kali dan setiap sekali engkau bershalawat kepadaku maka dibalas oleh Allah sepuluh kali, sepuluh kali dibalas seratus, seratus dibalas seribu”
Seribu kali mendapatkan syafaat dari nabi kita Muhammad saw, maka orang tersebut pun tersenyum karena dia bangga yang menyelamatkan dan memberikan kartu tersebut adalah siapa? Adalah nabi kita Muhammad saw.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt, begitupun kita di malam ini yang Alhamdulillah kita masih di bulan Rabiulawwal. Saya pengalaman baru tadi pagi saya pulang dari Kalimantan dan besok pun saya harus melanjutkan perjalanan ke kota-kota yang lain di Kalimantan, di sana itu banyak orang-orang yang tidak tahu tentang bagaimana sayyidina Muhammad. Anda jikalau masuk di pelosok-pelosok sana akan tahu bahwa mereka itu pingin ada seorang ulama yang menetap di sana untuk mengajarkan tentang nabi Muhammad. Kita Alhamdulillah dengan adanya Majelis Rasulullah dari jamaah muda-muda ini mudah-mudahan memotivasi mushalla Nurul Huda bisa bergabung dengan kami semuanya misinya tidak ada lain demi nabi Muhammad, shallu’alannabi Muhammad!!
Bukan untuk perang, bukan untuk demo, bukan untuk menghancurkan A dan B, menghancurkan gedung A dan gedung B bukan, tapi selalu kita untuk menebarkan ajaran-ajaran lembutnya sayyidina Muhammad. Niscaya kalau anda sebarkan daripada ajaran lembutnya sayyidina Muhammad niscaya anda akan bersama nabi Muhammad saw. Merekapun pingin ada ulama yang menetap di sana pingin mereka mereka.
Dibanding dengan apa yang sudah dikeluarkan oleh para sahabat kita hadir di majelis kadang-kadang mikir-mikir. Nggak ada kendaraan, butuh jemputan, butuh ini dan itu, lihat para sahabat Rasulullah rumah mereka tinggalkan demi siapa? Demi sang Nabi. Istri ditinggalkan oleh mereka, anak-anak pun ditinggalkan demi siapa? Demi sang Nabi.
Hingga orang-orang kafirpun mengatakan “tidak pernah aku lihat seorang kawan yang mencintai kawannya kecuali sahabatnya Rasulullah”.
Rela miskin demi Rasulullah, rela capek demi Rasulullah, apa pun demi nabi Muhammad, apa pun demi Rasulullah. Hingga Abu Thalib pun hendak diusik oleh Abu Lahab dan Abu Jahal dan dikatakan :
“wahai Abu Thalib katakan kepada Muhammad kalau seandainya Muhammad senantiasa menebarkan daripada ajarannya akan saya bunuh”.
Apa kata Rasulullah dan itu dikatakan oleh pamannya Abu Thalib :
“wahai Rasulullah, wahai ponakanku yang aku cintai lihat pamanmu Abu Lahab dan Abu Jahal mengancamu dengan engkau akan dibunuh wahai Muhammad, saya kuatir tentang keselamatanmu wahai Muhammad”
Lantas Rasulullah saw bersumpah :
‘demi Allah wahai pamanku kalau seandainya matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan diletakkan di tangan kiriku tidak akan aku tinggalkan dakwah ini”
Abdullah bin Mas’ud sebagai perantara daripada wahyunya Rasulullah saw mengumpulkan orang-orang Quraisy dengan keberaniannya seraya mengatakan “qul ya ayyuhal kafiruun” diusik akan dibunuh, diancam demi sang Nabi.
Amr bin Yasir ibunya dibunuh, pamannya dibunuh hingga ayahnya dan anak-anaknya dibunuh, disisakan Cuma dia. Hingga oleh Abu Lahab dan Abu Jahal dipaksa mengatakan :
“luta wa uza ayo semua keluargamu sudah saya bunuh, kalau engkau saya bunuh engkau tidak akan bisa melihat nabi Muhammad”
Takut dia tidak bisa melihat nabi Muhammad lagi maka dia ketakan dengan terpaksa :
“lata wa uza”
Kemudian dia menyesali apapun yang sudah dia katakan, lalu datanglah Rasulullah di waktu itu dan melihat keluarga Amr bin Yasir dibunuh di tempat tadi, apa kata Rasulullah saw :
“sabar wahai keluarga Amr bin Yasir engkau akan mendapatkan balasan dari Allah surgaNya Allah swt”
Apakah Rasulullah saw menyuruh kepada Amr bin Yasir untuk membunuh? Untuk membalas? Tidak.
“sabar sebentar lagi pertolongan datang dari Allah swt”
‘wahai Rasul tapi saya takut wahai Rasul”
“apa”
“tadi saya diperintahkan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal untuk mengatakan lata wa uza, apakah saya keluar dari agama Islam?”
Kata Rasulullah saw :
“apakah engkau katakan dari lubuk hatimu wahai Amr bin Yasir?”
“tidak wahai Rasulullah, saya katakan saya takut diancam maka saya katakan dari lisan saja”
“maka engkau bukan tergolong orang-orang yang kafir, engkau termasuk daripada golongan orang-orang Islam dan golonganku” kata nabi Muhammad saw.
Seperti itu dakwah, seperti itu pengorbanan!! Berapa kali kita sudah mendengar cerita sahabat-sahabat Rasulullah tapi dari kita masih lambat dengan dakwah. Ibarat sepakbola, bolanya dibiarkan pingin bolanya yang datang ke dia, sedangkan orang-orang non muslim, orang-orang musuh Islam bahkan anti-anti maulid mengetawai kita. Mana buah daripada maulid ini?, mana mahabah cinta kita kepada terhadap Rasulullah saw?.
“lihat itu orang yang suka maulid shalat duhurnya nggak berjamaah”
“lihat itu orang yang suka maulid justru persatuannya diantara mereka pudar begitu saja”
“lihat itu orang yang suka maulid ngakunya cinta kepada Rasul tapi mereka bukan cinta kepada Rasulullah”
Sedangkan mereka-mereka musuh-musuh Islam yang benci untuk menghancurkan umatnya Rasulullah sudah merancang teknologi, merancang strategi untuk merusak kaum muda orang-orang yang cinta kepada nabi Muhammad saw. Televisi-televisi diisi dengan acara-acara yang menjauhkan diri kita dari nabi Muhammad saw, kapan kita mau dengan sadar?
Maka daripada itulah dengan kesempatan yang sangat mulia ini selalulah kita untuk selalu mencintai dengan sang nabi Muhammad saw.
Maka yang sangat perlu kita pikirkan untuk bagaimana kita saling bersatu diantara kita, saling menguatkan kekuatan Islam demi siapa? Demi mendapat ridhaNya Allah, dan mendapat ridhanya Rasulullah saw.

Maka daripada itulah didalam kesempatan yang sangat mulia ini pembacaan hadist yang setiap kali kita baca disitu dijelaskan :
“Ahabbul bilaadi ilallahi masajiduha”
Kota atau desa atau tempat yang paling dicintai oleh Allah yang paling banyak masjid dan mushalla nya. Itu tempat yang paling dicintai oleh Allah, sehingga di tempat itu orang muslim satu dengan orang muslim lainnya bisa bertemu, saling bersilaturahmi, tidak mengedepankan ego, menghilangkan sifat sombong yang dia miliki.
Contoh perayaan yang sangat mulia ini, yang mana kita yang awalnya nggak kenal bisa kenal, yang awalnya kita nggak bisa ketemu pun bisa ketemu, ada yang datang dari sini, ada yang datang dari situ, dari tempat ini, dari tempat itu, demi siapa? Demi mendapat ridhaNya Allah dan mendapat ridhanya baginda nabi kita Muhammad saw.
Maka penuhilah masjid, penuhilah mushalla dengan apa? bukan dibuat banyak tidur. Kalau zaman sekarang ini orang banyak datang ke mushallanya, mushalla dibuat untuk peristirahatan. Mushalla dibuat untuk tempat sekedar mandi aja, masjid-masjid dibuat untuk membuang kotoran wal iyadzubillahi mindzalik. Padahal jikalau anda memahami adanya masjid itu untuk apa? untuk kita semakin dekat dengan Allah swt.
Ketika Rasulullah saw melakukan daripada isra’ wal mi’raj, ketika sampai di surgaNya Allah swt Rasulullah saw menemukan Bilal (ruhnya) ada di situ duluan, sehingga Rasulullah mengatakan :
“wahai Bilal kok engkau tiba-tiba mendahuli aku amalanmu apa?”
Padahal ini Nabi kalau Nabi isra’ wal mi’raj itu jasad dan ruh. Bukan seperti sebagian orang mengatakan yang mana mereka mengatakan Rasulullah itu isra’ mi’raj jasadnya nggak hanya ruhnya saja, itu orang-orang yang kurang faham. Tetapi pemahaman ahlusunnah wal jamaah bahwasanya isra’ mi’rajnya Rasulullah itu jasad dan ruh sampai dalam sidratul muntaha, sampai dalam surge, neraka dan lain-lain.
Kemudian Bilal mengatakan :
“wahai Rasul jikalau saya datang ke masjid saya ambil wudhu kemudian saya shalat 2 rakaat selesai, itu saja amalan saya”
Maka kata Rasulullah :
“itu saja nggak ada yang lain?”
“tidak ini saja wahai Rasul, seperti yang selalu engkau anjurkan kepada kami maka kami lakukan hal tersebut”
Masuk masjid bukan untuk tidur, bukan untuk slonjor-slonjor. Maka kita kalau slonjor mengangkat kaki kita menghadap kiblat hukumnya makruh, makanya jikalau kita masuk masjid terlebih dahulu kita awalkan daripada adab-adab yang sudah diajarkan oleh baginda nabi kita Muhammad saw. Langkahkan kaki kanan dahulu ketika anda masuk dalam masjid, doa ketika anda masuk masjid, maka ketahuilah betapa mulianya ini masjid.

Kemudian kata Rasulullah saw :
“wa ab-gadhul bilaadi ilallahi aswaquha”
Tempat, desa, atau kota yang paling dibenci oleh Allah yang paling banyak pasarnya, yang paling banyak mall nya. Di kota Tarim Hadramaut itu ketika zamannya Al Habib Abdurrahman Assegaff itu sekitar 800 tahun yang lalu, beliau mengatakan :
“di kota Tarim ini terdapat 800 masjid”
Itu di zamanya beliau sekitar 800 tahun yang lalu kalau zaman sekarang gimana, jadi ada orang singgah bangun masjid,masjid ini, masjid itu banyak masjidnya. Makanya kotanya itu mendapat kemuliaan dari Allah swt hingga dijuluki dengan kota aulia, kota 1000 wali. Masjidnya aja zaman 800 tahun yang lalu aja 800 masjid bagaimana sekarang? Makanya wali-walinya banyak, Alhamdulillah.
Mudah-mudahan dikesempatan yang sangat mulia ini kita dimuliakan oleh Allah swt sehingga kita bisa mengambil daripada apa yang sudah diajarkan oleh baginda nabi kita Muhammad saw sehingga kita senantiasa menghiasi waktu kita dengan ibadah, sehingga kita senantiasa menghiasi waktu kita dengan shalat, sehingga kita bisa menghiasi waktu kita dengan cinta dan berkorban demi sang nabi Muhammad saw, ya rahman ya rahiim ya dzal jalali wal ikram.
Marilah dikesempatan yang sangat mulia ini kita berdzikir kepada Allah swt, ayo kita semuanya meminta kehadirat Allah swt dengan kita berdzikir kehadirat Allah swt, dengan kita katakana ya Allah ya Allah sentuh dengan hatimu yang sangat mulia itu kalimat ya Allah.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعً

يَا الله …يَا الله …يَا الله …يَا الله …يَا الله … يَا الله ...يَا الله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar