Selasa, 17 Januari 2017

RIYA' Sang Penghancur Ibadah (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)

Syarat paling utama suatu amalan diterima di sisi Allah adalah ikhlas. Tanpanya, amalan seseorang akan sia-sia belaka. Syaitan tidak henti-hentinya memalingkan manusia, menjauhkan mereka dari keikhlasan. Salah satunya adala melalui pintu riya’ yang banyak tidak disadari setiap hamba. Riya masuk kedalam hati manusia dengan sangat halus tanpa disadari. ia bagaikan Semut Hitam yang berjalan diatas batu hitam ditengah kegelapan malam (tidak kelihatan)


lalu apa Riya' itu??? dan apa bahaya dari sifat riya'???
Riya’ adalah seseorang beramal shalih dengan maksud untuk dilihat/dipuji oleh orang lain.

sifat riya' sangatlah berbahaya. salah satunya dia adalah sebagai penghancur ibadah.
Jika seseorang beribadah dengan maksud pamer di hadapan manusia, maka ibadah tersebut batal dan tidak sah. Ada pula jika riya’ yang muncul di tengah-tengah ibadah maka ada dua keadaan. Jika amalan ibadah tersebut berhubungan antara awal dan akhirnya, misalnya ibadah sholat, maka riya’ akan membatalkan ibadah tersebut jika tidak berusaha dihilangkan dan tetap ada dalam ibadah tersebut. Jenis yang kedua adalah amalan yang tidak berhubungan antara bagian awal dan akhir, shodaqoh misalnya. Apabila seseorang bershodaqoh seratus ribu, lima puluh ribu dari yang dia shodaqohkan tercampuri riya’, maka shodaqoh yang tercampuri riya’ tersebut batal, sedangkan yang lain tidak.

sifat riya' mampu hinggap ke hati siapa saja. maka berhati-hatilah. Beribadahlah dengan ikhlas karena ALLAH SWT. Ikhlas memang sangat berat. Fitnah dunia membuat hati ini susah untuk ikhlas. Namun, berat buka berarti tidak bisa bukan?? Cobalah kita renungkan setiap amalan kita, sudahkah terbebas dari maksud duniawi? sudahkah semuanya murni ikhlas karena Allah Ta’ala? Jangan sampai ibadah yang kita lakukan siang dan malam menjadi sia-sia tanpa pahala. Sungguh, ikhlas memang berat. Urusan niat dalam hati bakanlah hal yang mudah. Tidaklah salah jika Sufyan ats Tsauri rahimahullah mengatakan, “ Tidaklah aku berusaha untuk membenahi sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik”
Semoga ALLAH membimbing kita menjadi pribadi-pribadi yang ikhlas. 
Wallahua'lam...


Minggu, 15 Januari 2017

Rahasia di Balik ISTIQOMAH (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)

Istiqomah memiliki arti konsisten dalam melakukan kebaikan. Teguh dalam satu pendirian dan tidak akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan dalam mendapatkan ridho Allah SWT.
Apa keistimewaan dari Istiqomah??
Allah SWT Berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushilat: 30).
Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput. Janganlah takut pada akhirat yang akan di hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang di tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya. Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan.
Subhanallah betapa indah istiqomah ini. Istiqomah harus dilakukan dengan keikhlasan kepada Allah semata, sebab Allah tidak akan menerima keistiqomahan seseorang dalam beribadah jika dilakukan tanpa ada keikhlasan dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, hendaklah seorang mukmin senantiasa istiqomah berada di atas jalan yang lurus dengan mengikhlaskan semuanya kepada Allah dengan memohon pahala dan keridhoan-Nya.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa istiqomah dalam suatu ibadah?? berikut ini beberapa cara untuk melatih diri kita agar bisa istiqomah.
(1) Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Allah SWT berfirman,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim: 27)
(2) Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus.
(3) Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syari’at Allah. Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan.
(4) Membaca kisah-kisah orang sholih sehingga bisa dijadikan teladan dalam istiqomah.
(5) Memperbanyak do’a pada Allah agar diberi keistiqomahan. Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an Allah SWT memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian.
(6) Bergaul dengan orang-orang sholih. Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (Qs. At Taubah: 119).
Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu”. Aamiin...

Sabtu, 14 Januari 2017

Waktu Adalah Kehidupan (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)


Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia. Sudah sepantasnya manusia memanfaatkannya secara baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk amal shalih.
Allâh Ta’ala telah bersumpah dengan menyebut masa dalam firman-Nya:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. [al-‘Ashr :1-3].
Di dalam surat yang mulia ini Allâh Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan masa, dan ini menunjukkan pentingnya masa. Sesungguhnya di dalam masa terdapat keajaiban-keajaiban. Di dalam masa terjadi kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan. Jika seseorang menyian-nyiakan umurnya, seratus tahun berbuat sia-sia, bahkan kemaksiatan belaka, kemudian ia bertaubat di akhir hayatnya, dengan taubat yang diterima, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan sempurna sebagai balasannya, berada di dalam surga selama-lamanya. Dia betul-betul mengetahui bahwa waktu hidupnya yang paling berharga adalah sedikit masa taubatnya itu. Sesungguhnya masa merupakan anugerah Allâh Ta’ala, tidak ada cela padanya, manusia-lah yang tercela ketika tidak memanfaatkannya.
Sebuah pepatah arab mengatakan:

الوقت هو الحاية
(waktu adalah kehidupan)
Sekali lagi, yaitu 'waktu adalah kehidupan.' Yang dimaksud dengan kehidupan adalah, waktu yang dilalui manusia saat ia dilahirkan hingga ia wafat. Waktu hidup manusia di dunia adalah umurnya, dan umur manusia merupakan rahasia Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kualitas umur seseorang sangat menentukan posisinya di alam kehidupan berikutnya. Jika dari waktunya diperuntukkan hanya karena Allah (lillah) maka kematiannya adalah baik baginya. Namun sebaliknya jika waktu dan umurnya dihabiskan untuk menuruti kesenangan nafsu dan dan ambisi syahwat hewaninya maka kematiannya merupakan petaka besar baginya.

Al-Hasan al-Bashri berkata,
"Wahai Bani Adam (manusia), sesungguhnya anda hanyalah kumpulan hari-hari, maka jika hari telah berlalu berarti telah berlalu sebagian dirimu."
Ibnu Mas`ud Radhiyallahu 'Anhu (salah seorang sahabat besar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam) berkata:
"Tidak ada yang lebih aku sesali, kecuali bila matahari telah terbenam maka berkuranglah masa ajalku, namun tidak bertambah sedikitpun amalanku."
Berkata Khalifah Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah,
"Sesungguhnya malam dan siang terus bekerja dalam dirimu, maka bekarjalah di dalam siang dan malammu."
Bekerjalah (Beribadahlah) pada siang dan malammu, janganlah menunda pekerjaan siang untuk dikerjakan di malam harinya, dan janganlah menunda pekerjaan malam ke siang harinya. Janganlah pekerjaan hari ini di tunda hingga esok harinya dan
janganlah pekerjaan esok karena malas diakhirkan hingga lusanya. Jangan katakan, "Nanti akan kuamalkan" atau "sebentar lagi akan kukerjakan." Karena setiap manusia akan ditanya pada hari kiamat, mengenai umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang ilmunya sudahkah ia amalkan, dan tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam:
"Tidak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari Kimat hingga (ia) ditanya ttentang umurnya, untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya, sudahkan ia amalkan ? tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan ? tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan ? "(HR. At-Tirmidzi)
Maka masihkah kau ingin menyia-nyiakan waktumu??? Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat malas dan mengulur-ngulur waktu

Jumat, 13 Januari 2017

Bahaya Menyakiti Hati Guru (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)


فمن تأذى منه أستاذه يحرم بركة العلم ولا ينتفع بالعلم إلا قليلا.

إن الـمـعلم والطـبيب كـلاهـما! لا ينصحـان إذا هـما لم يكــرما

فاصبر لدائك إن جفوت طبيبه! واقنع بجهلك إن جفوت معلما
Barang siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya tertutup dan hanya sedikit kemanfaatannya
.
 
Sungguh, dokter dan guru Tak akan memberi nasehat, bila tak di hormat
 
Terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu dan terimalah bodohmu, bila kau tantang sang guru

 
terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu dan terimalah bodohmu, bila kau tantang sang guru

Selasa, 10 Januari 2017

Bagaimana Menumbuhkan Rasa Cinta pada Rasulullah SAW (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)


Tidak dikatakan sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai Rasulullah SAW melebihi apapun di dunia ini termauk harta, istri, anak, dan kedua orang tua kita sekalipun
Ambillah contoh dari para sahabat Nabi, cinta dan mahhabbah kepada Nabi ini benar benar dijalankan oleh para sahabat yang tinggal di zaman Nabi Muhammad SAW dan sesudahnya. mereka mempraktekkan kecintaan yang tulus dan sesungguhnya hingga nyawa, harta dan keluarga pun menjadi taruhannya. ituah bukti dan sebaik baik cinta yang sebenarnya. merek tidak rela Nabi disakiti sedikitpun oleh musuh musuh islam.Kisah kecintaan sahabat kepada Rasulullah saw. banyak diungkapkan dalam sejarah. Salah satunya ditunjukan oleh Umar bin Khatthab. ”Ya Rasulullah, aku mencintaimu lebih dari segalanya, kecuali jiwaku,” kata Umar. Mendengar itu, Rasulullah saw. menjawab, ”Tak seorang pun di antara kalian beriman, sampai aku lebih mereka cintai daripada jiwamu.”
”Demi Dzat yang menurunkan kitab suci Al-Quran kepadamu, aku mencintaimu melebihi kecintaanku kepada jiwaku sendiri,” sahut Umar spontan. Maka Rasulullah saw. pun menukas, ”Wahai Umar, kini kamu telah mendapatkan iman itu” (HR. Bukhari).
Diriwayatkan dari Anas ra., ia berkata: Ketika perang Uhud kaum Muslim berlarian meninggalkan Nabi saw. Abu Thalhah sedang berada di depan Nabi saw., melindungi beliau dengan perisainya. Abu Thalhah adalah seorang pemanah yang sangat cepat lemparannya. Pada saat itu ia mampu menangkis dua atau tiga busur panah. Kemudian ada seorang lelaki yang lewat. Ia membawa setumpuk tombak kemudian berkata, “Aku akan menebarkannya untuk Abi Thalhah”. Kemudian Nabi saw. beralih ke pinggir melihat orang-orang. Maka Abu Thalhah berkata, “Ya Nabiyullah, demi bapak dan ibuku, engkau jangan minggir, nanti panah orang-orang akan mengenaimu. Biarkan aku yang berkorban jangan engkau….” (Mutafaq 'alaih)
Qais berkata: Aku melihat tangan Abu Thalhah menjadi lumpuh, karena dengan tangannya itulah ia telah menjaga Nabi saw. pada saat perang Uhud. (HR. Bukhari)
Lalu apa itu cinta kepada Rasulullah??? dan bagaimana cara menumbuhkannya???? 
Imam Nawawi telah meriwayatkan dalam Syarah Muslim tentang arti cinta kepada Rasulullah saw. dari Abu Sulaiman Al-Khathaby. Dalam syarah itu dikatakan, “…Engkau tidak dikatakan benar-benar mencintaiku hingga dirimu binasa dalam taat kepadaku, dan engkau lebih mementingkan ridhaku daripada hawa nafsumu, meski engkau harus binasa karenanya.”

Cara Menumbuhkan Rasa cinta pada Rasulullah SAW:
1. Selalu ingat bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat mencintai kita, bahkan melebihi orang tua kita sendiri. Beliau mengeluarkan kita dari zaman kegelapan menuju cahaya (terang bernderang), yang menyampaikan agama serta kebaikan kepada kita, dan memperingatkan kita dari kemungkaran. Kalau bukan karena rahmat Allah SWT yang telah mengutus beliau Rasulullah SAW, tentu kita sudah hidup tenggelam dalam kesesatan.

2. Merenungi perjalanan hidup Rasulullah SAW, jihad, kesabarannya, serta yang Rasulullah SAW korbankan demi tegaknya agama ini, dan dalam menyebarkan tauhid demi kita ummatnya
3. Merenungi keagungan akhlak Rasulullah SAW, sifat, dan sikapnya yang sangat sempurna. Beliau rendah hati kepada kaum Mukminin dan sangat keras terhadap orang-orang yang munafik dan musyrik. Beliau juga pemberani, dermawan, dan penyayang. Sebagaimana firman Allah SWT ;
{“ Sungguh sudah terdapat pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang sangat baik bagi mu“} (QS. Al-Ahzab ; 21)

4. Dengan mengetahui kedudukan beliau di sisi Allah SWT. Beliau merupakan orang yang paling mulia di antara segenap umat manusia, beliau adalah penutup para Nabi, yang sangat diistimewakan pada hari kiamat kelak, yang memberikan syafa’at, yang memiliki kedudukan terpuji, orang yang pertama kalo membuka pintu surga, dan berbagai keutamaan Rasulullah SAW lainnya.
Itulah seputar cara menumbuhkan cinta kita kepada Rasulullah SAW, mudah-mudahan dengan cara ini kita bisa lebih mencintai Rasulullah, mengamalkan sunnah-sunnah beliau..

Senin, 09 Januari 2017

Tahan lapar dunia untuk kenyang di Akhirat (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)


Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala membanggakan kepada malaikat, akan orang yang sedikit makannya dan minumnya di dunia. Allah Ta’ala berfirman: “Lihatlah kepada hamba-Ku! Aku mencobanya dengan makanan dan minuman di dunia, lalu ia sabar dan ia tinggalkan makan dan minum itu. Lihatlah wahai malaikat-Ku! Tiap makanan yang ditinggalkannya, akan Aku ganti dengan beberapa tingkat surga”. (HR Ibnu ‘Uda)

Dalam riwayat lain juga dijelaskan:
“Sesungguhnya orang yang lapar di dunia, adalah orang yang kenyang di akhirat. Orang yang paling dimarahi oleh Allah, ialah orang yang paling banyak makan, yang penuh perutnya. Seorang hamba yang meninggalkan makanan yang disukainya, maka berhaklah baginya satu tingkat di surga”. (HR Ath-Thabrani )
Begitulah yang diajarkan RASULULLAH SAW. Banyak Hadist yang meriwayatkan bahwa beliau sering dalam keadaan lapar. bahkan terkadang beliau tidak makan selama 3 hari.


عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : ما شبع ال محمّد صلّى الله عليه وسلّم من طعام ثلاثة أيّام تباعا حتّى قبض.


Dari abu huroiroh رضي الله عنه berkata :
Tidak pernah kenyang dari makanan keluarga Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tiga hari berturut-turut sampai akhir hayatnya.

وعن مسروق رحمه الله تعالى قال : دخلت على عائشة رضي الله تعالى عنها، فدعت لي بطعام، وقالت : ما أشبع من طعام فأشاء أن أبكي إلّا بكيت.

Dari masruq رحمه الله تعالى berkata :
Aku datang kepada sayyidah aisyah رضي الله تعالى عنها, maka beliau menghidangkan makanan untukku, dan berkata : aku tidak pernah kenyang dari makanan maka aku hendak menangis kecuali aku menangis.

قال : قلت: لم؟
قالت : أذكر الحال الّتي فارق عليها رسول الله صلّى الله عليه وسلّم الدّنيا، والله ما شبع من خبز ولا لحم مرّتين في يوم.


Berkata masruq : aku bertanya kepadanya kenapa? Sayyidah aisyah menjawab : aku ingat keadaan ketika Rosulullah صلى الله عليه وسلم meninggalkan dunia, demi Allah Rosulullah tidak pernah kenyang dari satu roti dan juga daging dua kali dalam sehari
وسائل الوصول الى شمائل الرسول
Kitab wasailul wushul ila syamailir rosul

Selasa, 03 Januari 2017

Obat Hati (Habib Idrus Bin Muhammad Alaydrus)

Keadaan hati sangat berperan pada diri seseorang. kalau ia bersih maka akan terlihat apa-apa yang ada di dalamnya. namun jika ia kotor maka ia akan menjadi buta sehingga tidak terlihat sesuatu apapun di hadapannya. Imam Al Ghozali beliau berkata : "Hati ibarat cermin, jika ia cemerlang maka apa yang ada dihadapannya akan terpantul olehnya, namun jika ia tak pernah dibersihkan maka ia akan menjadi kotor dan tidak akan mampu terlihat darinya apa2 yang ada di hadapannya. Hati yang kotor adalah hati yang berpenyakit. seorang yang sedang sakit pasti membutuhkan pengobatan, begitu juga dengan hati yang sakit , ia juga butuh pengobatan dan perwatan. Lalu bagaimana cara mengobati hati yang sakit????
Al Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf beliau menjelaskan cara mengobati hati yang sakit :
1. Taubat
Hendaklah seorang manusia senantiasa bertaubat kepada ALLAH SWT disetiap hembusan nafasnya, karena hakikat manusia menjadi tempat segala kekurangan, kesalahan, dan kelalaian. Namun jika manusia sering bartaubay kepada ALLAH nisacaya ALLAH akan menjaga dan melindunginya. Bahkan ketika ia berniat melakukan dosa, maka akan ada sesuatu yang menghalanginya dari berbuat dosa tersebut, karena ia telah dijaga oleh ALLAH SWT.
2. meniadakan alam semesta dari hatinya (tidak cinta dunia)
Salah satu penyebab hati menjadi sesat adalah rasa cinta dunia yang berlebih.
ALLAH SWT Berfirman :
Surat Ali 'Imran Ayat 14

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
3. Menjaga hati
Banyak orang lalai kepada ALLAH, terlalu yakin dengan kelebihannya sehingga timbul rasa sombong dalam hatinya.
contoh: ketika orang pandai ditanya dari mana hartanya maka ia menjawab : "Harta ini aku peroleh karena kepintaranku"
dia lupa bahwa semua itu ALLAH yang mengaturnya, bukan karena kepintarannya. seorang penyair arab beliau mengatakan
"seandainya rizqi hanya mengalir pada orang yang pandai saja pasti binatang akan binasa lantaran mereka bodoh"
bukankah binatang juga diberi rizqi oleh ALLAH??
Sesunggugnya tugas manusia meniti jalan yang disediakan oleh ALLAH. barang siapa yang menempuh jalan yang benar maka ia akan dekat dan berada dalam penjagaan ALLAH. Rugilah seseorang yang membiarkan umurnya sia-sia begitu saja tanpa ia merasakan kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang sholeh.
semoga ALLAH memberikan kenikmatan orang-orang sholeh dalam berdzikir dan beribadah kepada ALLAH sehingga tidak condong hati kita hanya pada dunia.